Bagaimana dengan sang juara bertahan Manchester City yang berada di Grup G? Pasukan Pep Guardiola masih terlalu sakti bagi FK Crvena Zvezda. Tampil percaya diri di Etihad Stadium, Man City menang telak 3-1.
Di Grup H, Barcelona pesta gol di Camp Nou. Blaugrana bukan lawan yang sepadan bagi Royal Antwerp. Klub asal Belgia itu diberondong lima gol tanpa balas. Hasil itu memberi pesan, yang menang jangan sombong, yang kalah jangan nelangsa. Perjalanan ke singgasana juara masih panjang.
Setiap pemain yang mendapat kesempatan tampil di Liga Champions musim ini pasti merasa bangga. Liga Champions merupakan ajang antarklub paling bergengsi di Benua Biru.
Apalagi kalau sampai timnya tampil sebagai kampiun. Wow, senangnya bukan main seperti terbang ke langit tujuh.
Perlu digari bawahi, tak semua pemain pernah merasakan manisnya gelar Liga Champions. Pemain bintang macam Gianluigi Buffon, Ronaldo Nazario, dan Zlatan Ibrahimovic termasuk di antara pemain top yang sama sekali belum pernah memenangkan trofi Si Kuping Besar.
Sebaliknya, tak sedikit pemain yang biasa-biasa saja alias kurang beken justru memenangkan Liga Champions. Masih ingat siapa saja mereka? Kalau sudah lupa, berikut lima di antaranya.
Eidur Gudjohnsen
Penyerang asal Islandia ini meninggalkan Chelsea. Ia bergabung dengan Barcelona di bawah rezim Frank Rijkaard.
Seperti halnya Mathieu pada musim 2014/2015, Gudjohnsen bukanlah wajah yang terlintas dalam pikiran dari treble bersejarah Barcelona pada 2008/1009 di bawah asuhan Pep Guardiola.
Tapi dia adalah bagian dari skuad itu, meski berada di bawah bayang-bayang Thierry Henry, Samuel Eto'o, dan Lionel Messi. Satu-satunya menit bermain Gudjohnsen adalah menggantikan Andres Iniesta setelah sang gelandang mencetak gol kemenangan di masa tambahan waktu di Stamford Bridge.
Antonio Nunez
Selain Josemi, Antonio Nunez adalah satu di antara dari dua pemain Spanyol di skuad Liverpool asuhan Rafael Benitez pada musim 2004/2005. Dua nama ini justru belum sempat merasakan caps bersama Timnas Spanyol.
Sang gelandang hanya menghabiskan satu musim di Anfield, tapi itu musim yang bagus. Dia membuat 27 penampilan bareng Si Merah asuhan Benitez. Sayang, ia hanya menjadi pemain pengganti di Istanbul.
Nunez harus menjadi satu di antara pemain paling biasa-biasa saja yang pernah memenangkan Liga Champions. Kariernya tak menteneng. Tambahan trofi lain dalam seumur kariernya adalah Piala Siprus 2010 berasma Apollon Limassol.
Nuno Espirito Santo
Ia lebih terkenal sebagai seorang tua yang melakukan keajaiban di Molineux. Padahal, dia pernah menjadi penjaga gawang cadangan Jose Mourinho ketika Porto menjadi jawara Liga Champions pada 2004.
“Ketika Anda berbicara tentang Jose Mourinho, secara pribadi dia mempunyai pengaruh terhadap saya. Karena saya pernah menjadi anggota skuad [Porto] pada 2002/2003 dan 2003/2004 di Porto. Itu akan bertahan selamanya,” kata mantan bos Wolves itu mengenang pengaruh Mourinho dalam kariernya.
Nuno mengakui peran besar Jose Mourinho, terutama dalam membentuk karakter tim. Ia melakukan hal yang nyaris sama seperti Mourinho sepanjang kariernya sebagai pelatoih.
“Itulah dampak Jose Mourinho terhadap saya. Saya pikir dia mengajari kami cara menang sehingga kemenangan itu akan bertahan selamanya," tegas Nuno.
Jonathan Greening
Siapa yang masih ingat dia?. Yup, namanya mencuat ketika bergabung dengan MU. Penampilannya memang biasa-biasa saja, tapi berkostum MU tetaplah istimewa.
Sang gelandang menikmati karir yang sangat terhormat bersama klub-klub seperti Middlesbrough dan West Brom. Tapi, selalu terasa aneh dia memegang medali pemenang Liga Champions.
Ia menjadi bagian dari penggawa Sir Alex Ferguson yang berjaya pada Liga Champions 1999. Sayang, performanya tak stabil, sehingga harus merasakan ditendang dari Old Trafford.
Sumber : Planetfootbal - Bola.com