Jakarta - Penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny, akhirnya menghadapi hambatan yang cukup terasa saat menghadapi Timnas Jepang pada laga terakhir putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Panasonic Suita, Osaka, Selasa (10/6/2025) malam WIB itu, Ole Romeny dibuat tak berkutik saat Timnas Indonesia digilas enam gol tanpa balas oleh Timnas Jepang.
Tanpa bisa leluasa menerima bola, penyerang berusia 24 tahun itu kesulitan untuk mendapatkan peluang di lini depan. Akhirnya, ia harus mengakhiri catatan impresifnya setelah rutin mencetak gol pada tiga laga terakhir.
“Itu pertandingan yang sulit. Jepang adalah tim yang luar biasa. Mereka memiliki kualitas tinggi, teknik yang sangat bagus, dan begitu fantastis. Kami sudah berupaya melakukan yang terbaik, tetapi gagal,” kata Ole Romeny dikutip Soccer Digest.
Tak Bisa Berkutik
Ole Romeny tercatat bermain selama 2x45 menit pada laga Timnas Indonesia melawan Jepang. Ini menjadi salah satu durasi penampilan terpanjangnya setelah pada dua laga terakhir selalu ditarik keluar oleh Patrick Kluivert.
Dari segi statistik, catatan pemain kelahiran Belanda itu juga tak istimewa. Dia tercatat melakukan 26 kali sentuhan saat menghadapi Jepang. Namun, tidak ada satu pun tembakan yang dilepaskannya sepanjang laga.
Ole tercatat menghadapi 17 kali duel di lapangan, baik itu di udara (aerial duels) maupun di darat (ground duels). Hasilnya, dia hanya bisa memenangkan empat ground duels dan satu aerial duels dari 17 momen itu.
Patrick Kluivert tampaknya tak punya opsi lain untuk menggantikan Ole yang mengalami kebuntuan. Padahal, sebetulnya dia bukan satu-satunya penyerang yang dibawa untuk menghadapi Jepang.
Opsi Lainnya
Jika melihat nama-nama pemain yang berpotensi dipasang, Patrick Kluivert sebetulnya masih memiliki dua opsi lainnya yang berpotensi dipasang. Mereka adalah Rafael Struick dan Egy Maulana Vikri.
Egy memang bukan tipe pemain yang bisa dipasang sebagai target man. Peran ini sejatinya lebih banyak dijalankan Rafael Struick, terutama ketika skuad Merah Putih masih di bawah asuhan pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong.
Hanya saja, hambatan Struick untuk bisa bermain ialah match-fitness. Dia jadi salah satu pemain yang tak mendapatkan menit bermain reguler di klub. Bahkan, kontraknya bersama klub Australia, Brisbane Roar, telah resmi diputus.
Selain opsi-opsi yang telah disebutkan di atas, Patrick Kluivert memang masih memiliki beberapa opsi penyerang, yakni Ragnar Oratmangoen dan Ramadhan Sananta, yang tidak dibawa ke Jepang.
Butuh Alternatif?
Jika melihat jomplangnya kekuatan Timnas Indonesia saat menghadapi Jepang, terutama Ole Romeny yang mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dari tekanan lawan, bukan tak mungkin opsi naturalisasi masih akan dilakukan.
Apalagi, masih ada beberapa pemain keturunan Indonesia di Belanda yang berposisi sebagai penyerang. Dua nama yang patut menjadi perhatian PSSI ialah Milliano Jonathans (FC Utrecht) serta Mauro Zijlstra (FC Volendam).
Keduanya bisa menambah alternatif di lini serang skuad Merah Putih. Semakin banyak pemain di depan, level kompetisi di antara pemain juga bakal semakin meningkat, sehingga menghasilkan pemain dengan performa terbaik.
sumber : bola.com